Hari Untuk Amanda – review

Film ini adalah film yg sukses mengaduk ngaduk perasaan gw. This is one helluva bloodbath, my friend. ..

Cerita dibuka dengan Amanda (Fanny Fabriana) yg sedang sibuk mempersiapkan hari pernikahannya bersama Doddy (Reza Rahadian) yg tinggal sepuluh hari lagi. Kejadian-kejadian tipikal persiapan pernikahan seperti cekcok kecil antara keluarga, urusan katering, dll mau tidak mau mesti dihadapi Amanda dengan sabar. Di sela-sela kesibukannya itu, perhatiannya sedikit teralihkan saat Hari (Oka Antara. I’m speechless…this is one fine specimen indeed! x)) mantan pacarnya, tiba-tiba mengirimkan box berisi barang-barang kenangan mereka ke depan pintu rumahnya, -entah apa maksudnya-setelah setahun lamanya tidak bertemu. Singkat kata, karena Doddy tenggelam dalam pekerjaannya, Amanda yg kesal dan juga ingin menyelesaikan urusannya dengan Hari, ‘menantang’ Hari untuk ikut mengantarkan undangan pernikahannya pada para kerabat supaya ‘kamu ngerti pentingnya pernikahan ini buat aku, Har‘.

Hari adalah mantan pacar Amanda selama 8 tahun, dan sejak awal jelas diperlihatkan bahwa ia masih menyimpan perasaan pada Amanda. Tingkah laku Hari yg tengil, sering menggoda Amanda serta mengungkit kenangan mereka sepanjang perjalanan tentu membuat kesal Amanda. Namun dengan berlalunya waktu, perjalanan singkat bersama Hari lambat laun membuat Amanda bimbang. Ia mulai mempertanyakan calon suaminya yg semestinya menemaninya saat ini namun membatalkan detik detik terakhir karena pekerjaan. Ia mulai luluh saat menyadari betapa berartinya keberadaan Hari saat ini.

Amanda dihadapkan pada sebuah pilihan. Manakah yg dia ambil?

Mungkin membaca sekilas sinopsisnya ceritanya klise, sangat tipikal film-film romantis pada umumnya. Tapi simpan rasa pesimis itu, karena pengemasan, penggambaran emosi, serta gesture antara Amanda dan Hari sukses membuat perasaan penonton naik turun sepanjang film. Cerita yg sesungguhnya semua orang bisa relate-to, dimana orang dalam kehidupan nyata selalu dihadapkan pada sebuah pilihan. Membuat kita mempertanyakan mana yg lebih penting, Is it really what you want, or is it what you need that matters the most?

Akting Fanny Fabriana dan Oka Antara patut diacungi jempol! Chemistry yg luar biasa, emosi yg sangat tergambarkan dari sorot mata masing-masing, kata-kata yg tidak terucap serta  dialog-dialog yg jujur dan jauh dari cheesy terkait tema relationship. Reza Rahadian, walau porsinya tidak dominan namun penampilannya disini juga cukup bagus. Jangan lewatkan juga cameo-cameo dari Indra Herlambang, Ida Kusumah, Kinaryosih, dll sebagai tokoh-tokoh pendukung sepanjang perjalanan Hari dan Amanda. Salut untuk Angga Sasongko sang sutradara serta Salman Aristo dan Ginatri S. Noer yg berhasil memvisualkan dan menerjemahkan kisah menyentuh ini dengan sangat indah, apik,..namun tetap realistis! 😉 *wink*

O ya, tidak lupa this film has a killer soundtrack too. Setelah opening dibuka dengan Alexa, our indie darling Pure Saturday juga menghiasi film ini dengan lagu Desire (lagu kenangan Hari dan Amanda) serta hitsnya Kosong. Namun lagu yg menjadi anthem film ini adalah lagu menyayat hati dari grup Music For Sale ‘So Right’. Googled em up!  Definitely the next best thing :). Selain tentunya ‘Takkan Pernah Bisa’ dari Alexa yg juga diputar saat adegan-adegan ‘kronis’ 😉

Great story, great acting, great script, great music. 8.5/10. What more can you ask? 😉