Arsip Kategori: Travel

The Garden and The Musical #AussieTrip (part 4)

Sesuai prediksi Molly, pagi itu (Jumat, 25/4) Sydney diguyur hujan deras.  Awalnya saya berencana melihat parade ANZAC Day, namun karena masih kelelahan usai menonton konser John Mayer malam sebelumnya, saya menyaksikan upacara seremonial ANZAC di televisi saja sambil menunggu hujan reda. Pada saat itu, memang sedang ada liputan kunjungan kerajaan Inggris yakni Pangeran William dan Putri Kate Middleton di Canberra.
Rencana hari ini adalah mengunjungi Royal Botanic Gardens sebelum menonton teater musikal Strictly Ballroom di Lyric Theater nanti malam. Karena Molly masih harus bekerja, jadi lagi-lagi hari ini saya akan berpetualang sendirian 😀 Saya sempat ditertawakan Molly saat mengeluarkan payung kecil yang saya bawa. “Hujan di Sydney anginnya tidak main-main, lho. Bisa rusak kalau kamu menerobos hujan dengan payung itu,” ujarnya. Akhirnya saya dipinjamkan payung ukuran besar.  Saya meniatkan diri berangkat dengan harapan hujan akan segera reda. Dalam hati saya agak menyesal tidak jadi membawa boots karena ternyata genangan air yang cukup deras sukses merembes ke dalam sepatu keds saya 8′)))
Jadilah saya menyusuri jalanan di kawasan Darlinghurst ke halte bus terdekat, dengan sepatu basah sembari sibuk melindungi ransel dari terpaan air hujan.
DarlinghurstKatedral di persimpangan Darlinghurst – Oxford street. When it rains, it really pours!
Lanjutkan membaca The Garden and The Musical #AussieTrip (part 4)

Symphony of the Sun: Beach Trip and John Mayer Concert #AussieTrip (part 3)

It was our third day in Sydney and a sunny day to go to the beach! Juga karena diwanti-wanti Molly kalau keesokan harinya akan hujan :))) Walau memasuki musim gugur, tapi nampaknya tidak menghalangi Sydney-siders untuk berjemur di pantai dan melakukan berbagai aktivitas watersportSiang itu saya bertolak dari Kensington ke Tamarama dan Bondi, dua pantai yang lokasinya cukup berdekatan.

Beach - Road to Tamarama
Lanjutkan membaca Symphony of the Sun: Beach Trip and John Mayer Concert #AussieTrip (part 3)

The Art Getaway: Sydney Biennale 2014 #AussieTrip (part 2)

Circular Quay morningSelamat pagi dari Circular Quay!

Hari kedua di Sydney, saya sudah bangun pagi-pagi sekali karena janjian dengan Muty yang juga sudah berangkat duluan ke Australia seminggu sebelumnya, untuk mengunjungi 19th Biennale of Sydney yang diadakan sepanjang Maret-Juni 2014. Ngomong-ngomong, #AussieTrip ini pertama kalinya saya solo-traveling 😀 jadi agak deg-degan juga harus siap menjelajahi kota ini sendirian saat Molly tidak bisa menemani karena harus bekerja. Sempat panik karena pagi itu paket data smartphone saya mendadak mati, tidak ada wi-fi, Molly sudah pergi sejak pagi, dan saya lupa-lupa ingat rute bis mana yang harus diambil 8′))). Untung saja house-mate nya Molly masih ada jadi saya bisa menanyakan lagi rute maupun arah menuju halte terdekat, dengan membawa amunisi peta yang saya temukan di kamar Molly, hahaha. Setibanya di Circular Quay saya baru mendapat akses wi-fi di McDonalds, dan Muty baru mengabari kalau dia bangun kesiangan. Sial :)))  

OK back to Biennale, perhelatan seni tahunan ini venuenya tersebar di seluruh penjuru kota, dan pilihan kami jatuh pada Museum of Contemporary Art Australia dan Cockatoo Island karena lokasi keduanya dapat diakses via Circular Quay. Acara ini tentunya gratis, kami hanya perlu mengeluarkan biaya $7 untuk menyebrang ke Cockatoo Island menggunakan ferry.

Lanjutkan membaca The Art Getaway: Sydney Biennale 2014 #AussieTrip (part 2)

Sights of Sydney #AussieTrip (part 1)

This might be long overdue, but writing a blog during post holiday blues is really a challenge, isn’t it? :)) So anyway, selain #SporeTrip saya awal tahun ini, jatah Personal Development Fund (PDF) dari kantor juga saya gunakan untuk membeli tiket PP ke Sydney, Australia. Karena salah satu syarat PDF untuk traveling adalah mengunjungi tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya, maka kali ini saya menggunakan kesempatan ini untuk plesir perdana ke Australia! 😀 Alasan lainnya adalah:
1) Konser John Mayer di Allphones Arena-Sydney, 26 April. Ini gara-gara @KartuPos merilis paket murmer yang langsung bikin kalap :)))
2) Mengunjungi sahabat saya semasa kuliah yang sedang bersekolah di Sydney.

Lanjutkan membaca Sights of Sydney #AussieTrip (part 1)

Purrfect Destination for Cat Lovers: Neko no Niwa #SporeTrip (part 3)

Belum banyak yang tahu kalau konsep cat cafe yang sebelumnya populer di Jepang, telah hadir di Singapura.  Bagi yang belum akrab dengan konsep cat cafe (err, where have you been?), sebetulnya tidak banyak bedanya dengan cafe biasa, hanya ada beberapa kucing yang dibiarkan berkeliaran dan bisa diajak bermain – which sounds just about purrfect for cat lovers everywhere!. Cat cafe juga biasanya menerapkan tarif per jam untuk konsep ini.
Neko no Niwa, demikian namanya, baru resmi dibuka sekitar akhir 2013 dan konon selalu fully booked! 😀 Menurut website resminya, 13 kucing yang ada di Neko no Niwa ini seluruhnya adalah kucing adopsi. ‘Adopt, don’t buy!’, begitu kira-kira yang ingin disampaikan Sam dan Sue, founder Neko no Niwa ini. 2014-01-27 15.08.01

Lanjutkan membaca Purrfect Destination for Cat Lovers: Neko no Niwa #SporeTrip (part 3)

The Lost World of Science #SporeTrip (part 2)

Menyambung  #SporeTrip part 1 sebelumnya, perjalanan saya di Singapura masih menyisakan dua hari yang saya manfaatkan untuk mengunjungi Universal Studios, Science Centre  dan Cat Cafe.

Universal Studios Singapore (USS) 20140126_121253 Sebagai penggemar film, tentunya Universal Studios menjadi tujuan wajib saya d Singapura. Dari 7 zona yang ada, saya paling antusias mengunjungi Lost World,  karena sentimental reasons pada Jurassic Park yang sampai saat ini masih jadi salah satu film favorit saya sepanjang masa! Sebelumnya saya sudah diwanti-wanti oleh teman saya yang sudah pernah berkunjung ke USS agar datang lebih pagi -apalagi pada saat weekend- jika tidak ingin terjebak dalam antrian panjang beberapa wahana yang populer. Untungnya, walaupun kami berdua datang agak kesiangan,  kami hanya menemui antrian yang agak panjang di Canopy Flyer (zona Lost World) dan Transformers 3D (zona Sci-Fi City). Agak sebal karena ternyata durasi Canopy Flyer terasa sangat singkat dibandingkan waktu antriannya :D. Di zona Lost World, yang paling seru tentunya Jurassic Park Rapids Adventure. Saya beruntung, area seat saya di wahana rafting itu tidak terkena guyuran air terlalu parah, tidak seperti Wisha yang sukses basah kuyup :D.

Lanjutkan membaca The Lost World of Science #SporeTrip (part 2)

Laneway Festival 2014 Experience #SporeTrip (part 1)

Mungkin bolak balik Jakarta-Singapura kini untuk kebanyakan orang adalah hal yang sudah dikategorikan ‘biasa’, tapi ini baru ketiga kalinya saya mengunjungi Singapura. Pertama kali sewaktu outing kantor tahun lalu (iya, baru tahun lalu X’D) dan kedua kali di tahun yang sama saat menonton musikal Dirty Dancing. Saya memutuskan (secara impulsif, ehm) untuk kembali ke Singapura karena tergoda dengan line-up Laneway Festival 2014 (25/1). Setelah tahun-tahun sebelumnya mesti gigit jari melewatkan The Pains of Being Pure at Heart, Cults, Yuck (2011), Kimbra dan Japandroids (2012) akhirnya kehadiran Savages dan HAIM sebagai line-up tahun ini menguatkan niat saya, haha!
Karena Laneway Festival memang biasanya menghadirkan newfound artists with fresh sounds, jadi memang cukup seru eksplorasi musik line-upnya terlebih dahulu. Kebetulan nama-nama yang sudah familiar untuk saya adalah Savages, HAIM, James Blake. Saya juga kemudian kepincut dengan musik CHVRCES, Vance Joy dan Jagwar Ma 😀

Ah ya, #SporeTrip kali ini juga saya lagi-lagi memanfaatkan PDF (Personal Development Fund) dari Maverick dan untuk organize tripnya difasilitasi @KartuPos lewat #KartuPosTrip-nya 😀 This would be my first experience to watch concert abroad!

Lanjutkan membaca Laneway Festival 2014 Experience #SporeTrip (part 1)

Downtown Kyoto #JapanTrip (part 3)

Halo! Ini adalah bagian terakhir dari #JapanTrip saya, dengan tujuan Kyoto.

Dari semua kota yang kami kunjungi, bisa dibilang Kyoto adalah favorit saya!  Sempat menyesal juga karena hanya menyisihkan waktu semalam di kota ini sebelum keesokan harinya kembali bertolak ke KIX.

Jika kalian mencari pesona kota tua Jepang, maka Kyoto-lah jawabannya. Setibanya di Kyoto kami harus berjalan (baca: sambil menggiring koper) cukup jauh karena ternyata jarak stasiun dengan hostel yang ‘lumayan’. Namun hikmahnya bisa sambil sightseeing suasana kota yang tentunya jauh lebih ‘tenang’ dibanding Tokyo atau Osaka. Di kota ini, pemandangan gedung pencakar langit bisa terbilang jarang, adapun kompleks perumahan yang ada lebih banyak mengadopsi gaya tradisional, dan kuil mungil yang selalu ‘terselip’ di setiap perumahan. Bahkan salah satu rumah pejabat yang sempat kami lewati juga bergaya ala rumah bangsawan Jepang zaman dahulu. Hanya saja dilengkapi banyak kamera pengawas di setiap sudut, hihi.

Kyoto houses

Kyoto streets

Camera 360

Lanjutkan membaca Downtown Kyoto #JapanTrip (part 3)

Tokyo Connection #JapanTrip (part 2)

Melanjutkan perjalanan #JapanPDFTrip saya sebelumnya, di postingan kali ini tujuan saya adalah  Tokyo!

Tokyo

Asakusa Tokyo

DAY 1

Walau hanya berjarak dua jam (via shinkansen) dari Osaka, namun ternyata saya cukup terkena culture shock setibanya di Terminal Tokyo. Luar biasa ramai dengan orang lalu lalang! Betul-betul terasa denyut ibukota metropolitan yang dinamis. Di Terminal Tokyo itu kita harus gesit dalam bergerak, karena diam sebentar saja, pasti nyaris tertubruk orang yang lewat karena dianggap menghalangi jalan, hahaha. Ah iya, di Jepang juga ada hal yang harus diingat jika menggunakan eskalator, yakni kita harus tahu di sisi mana kita harus berdiri. Di Tokyo, kita harus berdiri di sebelah kiri karena jalur kanan adalah ‘jalur cepat’ bagi orang yang sedang buru-buru. Di Osaka malah sebaliknya, jalur cepatnya adalah jalur kiri.

Dan tentunya yang lebih membuat saya dan suami pusing adalah peta jalur keretanya yang empat kali lipat lebih kompleks dari Osaka!. Sampai-sampai dari jatah tiga hari yang dimiliki, untuk nyasarnya saja sudah menghabiskan satu hari sendiri, HAHAHA.

Lanjutkan membaca Tokyo Connection #JapanTrip (part 2)

Autumn in Osaka #JapanTrip (part 1)

Tumbuh besar dengan pengaruh pop culture yang sangat kuat dari Jepang (manga, anime, fashion, kuliner, J-music, dan lain-lain) membuat negeri Sakura ini menjadi tujuan utama saya saat saya mendapatkan jatah Personal Development Fund (PDF) perdana tahun ini. Di Maverick, setiap karyawan yang sudah menjalankan masa baktinya selama setahun diberi ganjaran berupa PDF yaitu dana yang bisa digunakan untuk kegiatan apapun di luar kegiatan kantor.  Mulai dari menjalani hobi ataupun pergi melancong kemanapun kita suka.

Kebetulan lagi, masa bakti setahun saya di Maverick hanya berselisih satu bulan dengan bulan dimana saya melangsungkan pernikahan! Jadilah Jepang saya jadikan negara tujuan bulan madu. Seru, kan, bulan madu yang akomodasinya dibiayai kantor! :p

Autumn Leaves

Selain musim semi di bulan Maret yang terkenal dengan mekarnya bunga Sakura, menurut japan-guide.com, November adalah bulan terbaik untuk mengunjungi Jepang karena jatuh pada musim gugur, di mana daun-daun di Jepang sedang dihiasi rona merah dan kuning yang super cantik. Beberapa persiapan yang saya lakukan:

Lanjutkan membaca Autumn in Osaka #JapanTrip (part 1)